TUGAS 3

Carilah masalah dalam proses pembelajaran, yang sesuai dengan bidang anda. Kemudian kaitkan masalah tsb dengan teori belajar yg ada!
Terdapat berbagai masalah dalam pendidikan yang dapat menghambat proses belajar. Salah satu masalah yang dapat menghambat proses belajar mengajar di SMK Teknik adalah kurangnya minat siswa dalam membaca materi pelajaran.  
Pencapaian tujuan pendidikan yang dalam hal ini pencapaian prestasi belajar peserta didik sulit tercapai jika hanya didukung oleh faktor-faktor eksternal, seperti profesionalisme guru, kelengkapan sarana belajar, keberadaan sumber belajar dan sebagainya, tanpa didukung oleh faktor-faktor internal, seperti minat dan motivasi peserta didik untuk mempelajari atau membaca materi yang akan maupun yang telah diberikan oleh guru. Upaya peningkatan minat belajar peserta didik difokuskan pada pelaksanaan proses belajar mengajar, dengan mengasumsikan bahwa untuk meningkatkan minat belajar, metode mengajar perlu diperbaiki dan lebih profesional. Hasil pembelajaran yang optimal dapat diperoleh bila pengelola pengajaran di sekolah dilakukan secara profesional, termasuk kemampuan para guru melakukan berbagai pendekatan yang variatif dalam mengajar sehingga peserta didik merasa tertarik dan terpanggil untuk lebih giat belajar khususnya membaca.
Secara khusus pada pelajaran membaca untuk siswa yang dipentingkan adalah melihat dan mendengarkan dengan baik bacaan yang diberikan. Kegiatan membaca siswa sangat membantu dan menunjang kegiatan belajar untuk mata pelajaran yang lain di sekolah. Berdasarkan hal tersebut, minat baca sangat berarti khususnya bagi peserta didik dalam meningkatkan pengertian, pemahaman maupun pengetahuan secara umum tentang pelajaran yang diberikan.
Dalam menyelesaikan masalah tersebut terdapat beberapa teori belajar yang dapat dipilih, antara lain :
  1. Teori belajar behaviorisme : menjelaskan bahwa belajar merupakan perubahan perilaku yang diamati, diukur, dan dinilai secara konkret. Perubahan terjadi melalui rangsangan (stimulans) yang menimbulkan hubungan perilaku reaktif (respon) berdasarkan hukum-hukum mekanistik.
  2. Teori belajar kognitivisme : menjelaskan bahwa belajar merupakan perubahan persepsi atau pemahaman. 
  3. Teori belajar conditioning :  belajar merupakan peristiwa terbentuknya asosiasi-asosiasi antara peristiwa-peristiwa yang disebut stimulus (S) dengan respon (R ). Stimulus adalah suatu perubahan dari lingkungan eksternal yang menjadi tanda untuk mengaktifkan organisme untuk beraksi atau berbuat sedangkan respon dari adalah sembarang tingkah laku yang dimunculkan karena adanya perangsang.
  4. Teori belajar humanisme : menjelaskan bahwa belajar merupakan proses memanusiakan manusia, dimana pengalaman merupakan sumber ilmu pengetahuan, dan juga pentingnya rasa kemanusiaan.
  5. Teori belajar konstruktivisme : menjelaskan bahwa belajar merupakan hasil dari pengaruh lingkungan sosial terhadap proses berpikir.
  6. Teori belajar sosialisme : menjelaskan bahwa belajar merupakan proses pembelajaran melalui pemerhatian tingkah laku model (bisa dibilang melalui permodelan atau peniruan).
Salah satu teori yang dapat diterapkan untuk memecahkan permasalahan kurangnya minat membaca siswa adalah teori conditioning Ivan Pavlov dan E.I. Thorndike. 
a)       Pengkondisian Klasikal
Classical Conditioning atau pengkondisian klasik disebutkan bahwa pada tingkah laku responden bisa dilihat bahwa stimulus yang sama akan menimbulkan respons yang sama pada semua organisme dan spesies yang sama, serta tingkah laku responden biasanya menyertakan refleks-refleks yang melibatkan sistem saraf otonom. Bagaimanapun, tingkah laku responden yang tarafnya lebih tinggi dimiliki oleh individu melalui belajar dan bisa dikondisikan. Orang pertama yang menemukan bahwa tingkah laku responden itu bisa dikondisikan tidak lain adalah Ivan Pavlov, ahli fisiologi Rusia. Percobaannya menggunakan seekor anjing sebagai subjeknya.
Pavlov yang menyimpulkan bahwa tingkah laku sebenarnya adalah rangkaian rangsangan berkondisi yang terjadi setelah adanya proses kondisioning dimana rangsangan-rangsangannya yang tadinya dihubungkan dengan rangsangan tak berkondisi lama kelamaan akan dapat dihubungkan dengan rangsangan-rangsangan berkondisi, mempunyai sumbangan yang besar terhadap proses belajar manusia.

b)       Operan condisioning.
Operant Conditioning merupakan proses mempelajari sesuatu yang menyebabkan tercapainya tujuan tertentu, penelitian operant conditioning dimulai pada abad 19 dengan sejumlah eksperimen oleh E.I. Thorndike. Namun penelitian pengkondisian Skinner lebih sederhana dan lebih diterima secara luas. Teori Skinner menyatakan bahwa setiap kali memperoleh stimulus maka seseorang akan memberikan respon berdasarkan hubungan Stimulus Respon (S-R). Skinner membedakan adanya dua macam respon, yaitu:
1. Respondent response (reflexive response), ayitu respons yang ditimbulkan oleh perangsang-perangsang tertentu, dan respon-respon tersebut secara relatif tetap. Singkatnya tingkah laku responden adalah suatu respons yang spesifik yang ditimbulkan oleh stimulus yang dikenal, dan stimulus itu selalu mendahului respons. Misalnya, menyempitkan pupil mata untuk mengurangi stimulus cahaya, makanan yang menimbulkan air liur, dan menggigil karena kedinginan. Kesemuanya itu terjadi dengan sendirinya atau spontan. Dan perangsang-perangsang tersebut mendahului respon yang ditimbulkan.
2. Operan response (Instrumental response), yaitu respon yang timbul dan berkembangnya diikuti oleh perangsang tertentu. Dan perangsang-perangsang tersebut memperkuat respon yang telah dilakukan organisme. Perangsang tersebut mengikuti sesuatu tingkah laku tertentu yang telah dilakukan. Respon yang diberikan dapat sesuai (benar) atau tidak sesuai (salah) dengan apa yang diharapkan. Respon yang benar perlu diberi penguatan (reinforcement) agar orang terdorong untuk ingin melakukannya kembali.



 Adapun prinsip dalam operan conditioning:

    Menekankan pada tingkah laku yang teramati
    Manusia dibentuk oleh lingkungan. Ia lahir dengan potensi yang bisa dikembanglan kearah mana saja. Melalui proses pembentukan (shaping), maka manusia menjadi sosok tertentu dan dengan kepribadian tertentu.
    Pada prinsipnya, manusia bukanlah organisme yang pasif tetapi ia aktif mencari akibat-akibat (konsekuensi) yang menyenangkan, karena memandang bahwa manusia itu pada dasarnya bebas menetukan perilakunya, maka teori Skinner disebut teori operant conditioning.
    Skinner memakai refleks sebagai unit dasar untuk menganalisa tingkah laku organisme atau individu.
    Cara efektif u/ mengubah dan mengontrol PL adalah dengan reinforcment, penguatan à reward& punishment


Minat baca adalah keinginan dan kemauan kuat untuk selalu membaca setiap ada kesempatan atau selalu mencari kesempatan untuk membaca. Ciri orang yang mempunyai minat baca tinggi diantaranya (selalu) memanfaatkan setiap waktu luang untuk membaca, suka mencari waktu atau kesempatan untuk membaca, senantiasa berkeinginan untuk membaca (semua jenis bacaan), memanfaatkan membaca sebagai kebutuhan, dan melakukan kegiatan membaca dengan senang hati. Pemeliharaan minat baca perlu dilakukan secara terus menerus dengan selalu berupaya meningkatkan keterampilan membaca secara memadai. Untuk itulah perlu dilakukan upaya yang mampu mendorong motivasi siswa untuk membaca.

Menurut Suyono faktor-faktor yang mampu mendorong minat baca adalah:
- Rasa ingin tahu yang tinggi atas fakta, teori, prinsip, pengetahuan, informasi dan yang lain.
- Keadaan lingkungan fisik yang memadai, dalam arti tersedianya bahan bacaan yang – menarik dan berkualitas.
- Keadaan lingkungan social yang kondusif, dalam arti adanya iklim yang
selalu memanfaatkan waktu luang untuk membaca.
- Rasa haus informasi, selalu membutuhkan informasi, terutama yang actual.
- Memiliki prinsip hidup bahwa membaca adalah kebutuhan rohani.

1)       Penerapan metode klasikal conditioning

a)       Bedah buku

Bedah buku salah satu kegiatan ilmiah yang berbentuk seminar dan membahas buku tertentu. Tujuan dari bedah buku untuk membahas isi yang terdapat dalam buku tersebut. Biasanya acara bedah buku diadakan untuk membahas buku-buku yang judulnya aktual dan menarik. Sukses tidaknya dalam mengadakan acara bedah buku dapat dilihat dari sedikit banyaknya peserta yang ikut. Dalam hal ini kegiatan bedaha buku yang diadakan perpustakaan dalam upaya menarik animo pengunjung, terutama para siswa.

Agar dapat menarik para peserta, kegiatan bedah buku diperlukan beberapa syarat, yaitu bagaimana panitia memilih tema dari buku yang akan dibahas. Judul dari buku diharapkan yang menarik dan aktual. Kegiatan ini bisa diadakan sebulan sekali atau dua minggu sekali lebih baik. Dari kegiatan ini diharapkan para pengunjung tertarik dan termotivasi untuk mengunjungi perpustakaan.

b)       Mengadakan Kegiatan Lomba.

Tidak kalah pentingnya untuk menarik minat baca siswa dan minat siswa berkunjung ke perpustakaan, pustakawan bekerjasama dengan guru-guru mengadakan kegiatan lomba-lomba yang berkaitan dengan membaca, seperti:
• Lomba mengarang .
Kegiatan ini dapat dilakukan secara periodik, seperti peringatan hari-hari besar, dengan menggunakan referensi koleksi perpustakaan.
• Lomba menelusuri informasi,
Kegiatan ini dilakukan dengan cara guru atau pustakawan menetapkan informasi faktual dan aktual. Kemudian siswa diberi kesempatan mencari informasi tersebut di perpustakaan dalam format lomba.
• Lomba membuat Kliping,
Surat kabar yang sudah lama bisa dimanfaatkan untuk kegiatan ini. Dengan sendirinya siswa akan membaca koran tersebut guna mencari bahan-bahan materi yang akan dikliping. Tentunya tema materi kliping sudah ditetapkan lebih dahulu.
• Lomba meringkas bacaan, membuat ulasan buku (book reviu), anotasi buku dan sejenisnya.

Semua kegiatan tersebut diprogramkan dulu, direncakan dengan pemberian hadiah, piagam, dan sebagainya sebagai daya tarik. Tentunya masih banyak jenis lomba yang dapat dilakukan dalam rangka membiasakan siswa berkunjung ke perpustakaan. Yang terpenting bukanlah jenis lombanya tetapi kualitas lomba tersebut sampai sejauh mana pengaruhn ya terhadap pembudayaan minat baca siswa.

2)       Penerapan metode operan conditioning

Metode respon yang diberikan dapat sesuai (benar) atau tidak sesuai (salah) dengan apa yang diharapkan. Respon yang benar perlu diberi penguatan (reinforcement) agar orang terdorong untuk ingin melakukannya kembali. Cara efektif u/ mengubah dan mengontrol PL adalah dengan reinforcment, penguatan dalam bentuk  reward (hadiah) & punishment (hukuman). Dalam penerapan metode ini sebagai contoh adalah program wajib kunjung ke perpustakaan bagi para siswa.

Hari wajib kunjung ke perpustakaan merupakan suatu agenda wajib yang diselenggarakan oleh pihak sekolah dengan pengurus perpustakaan (pustakawan). Kegiatan ini diadakan bersifat wajib. Tujuan para siswa diharuskan mengunjungi perpustakaan agar para siswa lebih mengenal perpustakaan dan lebih lanjut siswa diharapkan menggunakan perpustakaan sebagai salah satu wadah untuk mencari ilmu.

Untuk mengoptimalkan kegiatan ini pengurus perpustakaan harus membuat jadwal dan kegiatan selama siswa berada di dalam perpustakaan. Program-program yang dibuat antara lain:

    Petugas perpustakaan mengidentifikasi jumlah kelas di sekolahan tersebut, dari situ dapat diatur penjadwalan untuk mengunjungi perpustakaan.
    Kelas yang mengunjungi perpustakaan di sesuaikan dengan daya tampung perpustakaan tersebut.
    Pustakawan bekerja sama dengan guru untuk membuat jadwal siswa berkunjung ke perpustakaan sehingga waktu berkunjung dapat disesuaikan dengan waktu belajar di kelas.
    Para siswa di beri tugas untuk tema-tema tertentu untuk menghindari kegiatan-kegiatan di luar membaca, seperti mengobrol, berbuat gaduh dll.
    Penerapan peraturan dari program ini. Antara lain pustakawan harus memberi hukuman bagi yang melanggar.


0 komentar:

Posting Komentar